Label

Kamis, 19 Mei 2011

Manusia Robot

Anda mengaku manusia? Kalau begitu apa itu manusia?


Uhh.. belakangan saya ditegur karena sering mendefinisikan sesuatu tanpa referensi yang jelas, karena itu saya pakai ini : http://kamusbahasaindonesia.org/ 


Uhh ditambah lagi telinga kiri saya agak "tuli" tiba - tiba, jadi apa yang kedengaran semuanya seolah - olah berasal dari sebelah kanan saya.


Oke jadi menurut kamus yang menjadi referensi saya dan juga dari pandangan umum, manusia adalah makhluk yang berakal budi; makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibanding ciptaan lainnya. 


Tapi hal yang ingin saya bahas lebih mendalam dalam tulisan saya kali ini adalah manusia sebagai makhluk yang berkehendak bebas. 


Manusia itu berkehendak bebas, ia berhak untuk melakukan apa saja yang ingin ia lakukan jika ia ingin, bahkan untuk menentang Tuhan sekalipun, dan terbukti toh, banyak manusia yang memilih untuk jadi perampok, pembunuh, koruptor, padahal jelas - jelas itu dalam kitab - kitab mereka dikatakan sebagai dosa, tetapi mereka memilih untuk itu, terlepas apapun alasannya. 



Lalu kenapa judul tulisan ini "Manusia Robot"?
Simple, Robot itu adalah hasil pemrograman, robot itu tidak aktif, robot itu pasif. Nggak percaya?
Contoh : Robot itu menembakkan rudalnya ke arah musuh.


Tanya : "Oh jadi robot itu yang menembakkan rudalnya?"
Jawab : "Bukan, sesungguhnya programmer-nya lah yang menembakkan rudal itu, akibat program dari si programmer maka robot itu menembakkan rudalnya".


Contoh di atas untuk yang suka teknologi canggih.


Contoh di bawah ini untuk yang suka klenik.


Contoh : Pemuda yang kerasukan genderuwo itu menghempaskan tentara - tentara ke udara setinggi 10 meter.


Tanya : "Oh jadi pemuda itu yang menghempaskan tentara - tentara ke udara?"
Jawab : "Oh bukan - bukan. Tetapi setan lah yang menyebabkan pemuda tersebut bisa menjadi begitu kuat".


See? Jadi sesuai dengan konteks di atas, manusia robot adalah manusia yang hidupnya dikontrol dan diprogram oleh orang lain. Mereka menjalankan sesuatu hanya karena orang lain menyuruh mereka untuk itu, dan mereka berusaha mengekang kebebasan berpikir dan bertindak.


Oh lalu ada alim ulama yang berkata pada saya : "Manusia itu sendiri kan diprogram oleh Tuhan untuk melakukan banyak hal di dunia ini, jadi kamu menyamakan Tuhan dengan programmer robot?"


"Tidak - tidak, kata kitab - kitab memang Tuhan menyuruh manusia untuk ini dan itu, melakukan banyak perintah dan menjauhi larangan, ya memang benar begitu. Tapi sampai saat ini saya belum pernah melihat/ mendengar Tuhan melalui kitab - kitab maupun bicara secara langsung menyuruh kita untuk berhenti berpikir. Sementara robot? tentu saja robot tidak punya pikiran sendiri, dan robot tidak bisa menentukan pilihan sendiri, semua keputusan ada di programmer."


Ada anak kecil nyeletuk : "Lalu bagaimana misalnya tuh robot suatu saat tiba - tiba bisa berpikir dan memutuskan sendiri tanpa programmer?"


"Nah berarti sejak saat itu ia bukanlah robot lagi, melainkan suatu makhluk."


Saya nggak suka berteori yang rumit - rumit, contoh nyata adalah fakta yang mendidik ( ya kalau diteliti, kalau nggak mah sama aja ).


05.00 WIB : Bangun tidur, olahraga.
05.30 WIB : Sarapan sambil nonton TV, update status FB atau nge-tweet, baca koran.
06.00 WIB : Mandi pagi, siap - siap.
06.30 WIB : Berangkat kerja.
07.30 WIB : Tiba di tempat kerja, mulai kerja.
11.30 WIB : Istirahat siang, makan siang, update status FB atau nge-tweet.
13.00 WIB : Kerja.
17.00 WIB : Pulang dari tempat kerja, menuju rumah.
18.00 WIB : Tiba di rumah, istirahat sebentar, cek status FB atau nge-tweet, lalu mandi.
18.30 WIB : Makan malam bersama keluarga.
19.00 WIB : Nonton TV, makan cemilan.
21.00 wIB : Tidur.


Pernah lihat ini? Pernah mengalami ini?
Anda sadar nggak, ini adalah program. anda sadar nggak, ini adalah kerjaannya robot. Seriously, seberapa dalam pun sakit hati di antara anda ketika membaca ini, saya tekankan sekali lagi, ini adalah kerjaannya robot, bukan kita manusia. ( DENGAN CATATAN : Jika anda melakukan ini tanpa keinginan dasar anda sendiri, tapi jika ini memang inginnya anda tanpa faktor lain - lain, maka anda sudah berhasil menjadi pribadi yang berhasil menentukan diri sendiri ).


Ingatlah bahwa kita ini manusia!
Bangun tidur itu nggak harus jam 5, loh tapi kalau telat ke kantor gimana?, yang suruh anda ke kantor siapa?, loh anda gimana sih saya kan butuh uang buat hidup?, lho emangnya uang hanya ada di kantor?, emangnya di tempat lain nggak ada uang?, ya habis mau gimana, ayah, ibu, paman, bibi, kakek, nenek, dan istri saya menyarankan agar saya kerja di kantor sebagai akuntan saja, karena sesuai dengan jurusan saat kuliah, oh jadi anda kerja di situ hanya karena saran mereka?, anda sendiri mau nggak kerja di situ?, yaa saya mau nggak mau, kan mereka banyak, ditambah sanak famili juga bilang gitu, ya saya ngalah aja deh, ya ampun, emangnya tanpa saran mereka anda mau kerja di mana?, saya sebenarnya mau bertani saja, saya merasa nyaman saat bercocok tanam, apalagi saat menuai hasilnya tetapi yah..


Saya yakin anda pernah mengalami hal semacam ini, bukan, bukan gitu, saya tidak mempermasalahkan kerja di kantoran, saya tidak menganggap itu hina, bukan sama sekali, tolong jangan salah paham. Semua profesi, semua pekerjaan, semua yang dilakukan adalah baik, asal dilakukan setulus hati dan profesional, bukan karena hal - hal lain. Jadi tolong pastikan mulai sekarang, pastikan bahwa anda melakukan sesuatu karena anda mencintai apa yang anda lakukan, jika tidak lupakan saja.


Sama seperti hal lainnya semacam bangun jam 5, sikat gigi pake tangan kanan atau kiri, makan pake tangan kiri atau kanan, itu nggak mutlak harus begini atau begitu, selama itu sesuai dengan ketulusan hati anda buat apa anda takut melakukannya?

Sama seperti saya sekarang, saya menulis artikel ini, atas dasar keinginan saya semata, setelinga, sehidung. Saya tidak dikejar deadline, saya tidak disuruh - suruh, simple karena memang saya ingin bicara, itu saja.


Nah manusia kotak - kotak dan manusia robot mempunyai satu kesamaan, kesamaan yang ada pula pada komputer, dan yang cukup mendasar, yaitu fungsi IF ( logic / logika ). Fungsi IF ini pengertiannya simple kok, secara umum hanya berarti : jika A maka B, jika C maka D; nah kalau ditanya A? maka komputer akan menjawab "B". Contoh kalau di dalam Microsoft Excel  notasinya : =IF(logical_test, [value_if_true], [value_if_false])


logical_test : ini nih yang menjadi landasan dasarnya, di sini lah diletakkan atau diinput pemahaman atau syarat dasarnya. Contoh : D11 = "hidung pesek"


value_if_true : nah kalau ini merupakan tampilan atau respon yang akan diberikan oleh si komputer jika pemahaman di atas terpenuhi, atau sesuai dengan syarat yang diberikan. Misal responnya "jelek".


value_if_false : sebaliknya, if false berarti respon yang diberikan jika syarat di atas tidak terpenuhi. Misal responnya "ganteng".


Jadi notasinya menjadi : =IF(D11="hidung pesek","jelek","ganteng")


Nah lalu gimana? Begini, secara harfiah notasi tersebut dapat diartikan : Jika D11 adalah hidung pesek, maka jelek, jika hidung tidak pesek, maka ganteng. ( Aneh? namanya juga komputer, hehe ).


Manusia robot dan kotak - kotak persis seperti ini. Mereka suka menggunakan jika ..., maka... padahal tidak ada yang mutlak di dunia ini, bahkan di dalam kitab - kitab yang dikatakan suci sekalipun, sehingga bagi saya TUHAN pun adalah relatif, TUHAN itu MAHA KUAT? ah relatif, sekuat apa?? apa yang dimaksud dengan kuat di sini?? jika terjadi gempa dan dikatakan itu berasal dari TUHAN maka TUHAN itu kuat? lalu gimana dengan tabrakan asteroid? lebih kuat mana hentakannya sama gempa bumi? sekali lagi, kuat di sini apa pengertiannya?


TUHAN itu MAHA BAIK? ah relatif, sebaik apa?? dalam banyak kitab suci ada beberapa kisah yang menceritakan bahwa TUHAN membunuh orang - orang yang dikatakan sebagai lawan-Nya, saya tanya, membunuh itu baik? lagi - lagi, relatif.


Makanya saya heran lah, begitu banyak orang - orang yang mengaku suci secara langsung maupun nggak langsung berupaya menerjemahkan dan mendefinisikan TUHAN hanya lewat otak dan pemaknaan bahasa yang tumpul, kalau ada yang protes mereka berdalih : "ah kamu salah menafsirkannya, ah sesat kamu, ah yang bener tuh gini..". Perlu diketahui dan dipahami bahwa saya tidak menyangkal TUHAN, TUHAN itu ada dan nyata bagi saya, tetapi bukan TUHAN seperti yang anda deskripsikan secara mutlak dengan kata - kata; pemahaman anda akan TUHAN melalui kitab - kitab itu tidak akan membuat anda memahami TUHAN. Jadi tolong jangan menghina TUHAN dengan menganggap anda sudah paham tentang TUHAN hanya karena membaca buku.


Orang - orang seperti ini masuk dalam kategori robot juga nih, karena mereka memutlakkan apa yang mereka nggak ketahui dengan pasti menggunakan fungsi jika-maka ( dalih mereka yaitu saya percaya dengan hati, sehingga saya nggak perlu mengerti ), mereka berusaha memaksakan kehendak pada orang lain untuk menjadi seperti mereka, untuk tunduk pada hukum jika-maka mereka, padahal nggak semua orang bisa dengan seperti itu percaya pada sesuatu, apalagi kalau itu hal baru. Lagipula kalau seseorang mau percaya ia nggak perlu ditodong - todong dan disuruh - suruh, jika ia ingin percaya maka biarlah ia percaya secara alami.


Mereka suka begini nih :
Jika kamu manusia maka kamu harus ikuti kitab ini.
Jika kamu mau masuk surga maka kamu harus ikut saya.
Jika kamu mau hidup tentram maka kamu harus sama seperti saya.
Jika ia tidak sama denganku maka ia sesat.
Jika ia tidak sesuai dengan apa yang kukatakan maka ia bodoh.
Jika aku sesuai dengan isi kitabku maka aku masuk surga.
Jika aku tidak sesuai dengan isi kitabku maka aku masuk neraka.


Mari share penggunaan jika..., maka... sehari - hari yang lain :


Jika ia dapat IPK 4 dari 4 maka ia hidupnya akan bahagia.
Relatif, bisa iya bisa tidak, banyak juga kok sarjana kita dengan IPK 4 nganggur di sana sini, kerjaannya cuma jagain warung emaknya.


Jika ia dapat IPK 4 dari 4 maka ia adalah orang pintar.
Relatif, pintar apa dulu?


Jika ia masuk UI maka ia adalah orang pintar.
Pintar apa dulu nih? Relatif kan.


Jika ia keturunan Tionghoa maka Bahasa Indonesia-nya bobrok.
Relatif lah, bisa iya bisa tidak, saya Tionghoa tuh, tapi Bahasa Indonesia saya bobrok nggak? buktikan aja sendiri ya.


Jika ia orang Jawa maka tutur bicaranya akan medok.
Ah nggak juga, emang yang bisa medok orang Jawa doank? Saya juga bisa!


Jika ia orang Batak maka ia senang makan daging anjing.
Teman SD saya, Tancesvai namanya, orang Batak, mual dia makan daging anjing.


Jika ia ambil jurusan akuntansi kelak ia akan jadi akuntan.
Anda sadar nggak berapa juta pengangguran kita yang berasal dari jurusan akuntansi tapi nggak jadi akuntan? apalagi yang nganggur, wih banyak banget!


Jika ia Tionghoa maka ia akan jadi pengusaha.
Paman saya Tionghoa, tapi ia pekerja kantoran. Teman paman saya di Tanjungpinang juga Tionghoa, tapi ia Pegawai Negeri Sipil.


Jika ia dapat IPK 0.001 dari 4 maka ia kelak akan jadi pengemis di jalanan.
Jangankan IPK 0.001, ada yang sama sekali nggak kuliah bisa jadi orang kaya-raya.
Lihat Bob Sadino tuh, sampe SMA doank tuh opa - opa sekolah, tapi kaya tuh sekarang.


Jika ia dapat IPK 2 dari 4 maka ia kelak akan jadi buruh bangunan.
alah basi.


Jika ia dapat IPK 3 dari 4 maka ia kelak akan jadi pegawai yang nggak naik - naik pangkat.
capek!


Jika ia dapat IPK 4 dari 4 maka ia kelak akan jadi direktur.
Jika ia makan telor terus maka ia suka makan telor.
Jika ia tidur di jalanan maka ia adalah binatang.
Jika ia kencing bukan di WC maka ia adalah binatang.
Jika ia senang shopping maka ia mata duitan.
Jika ia menguap maka ia ingin tidur.
Jika ia hobi menyanyi maka ia akan jadi penyanyi.




Dan banyak lagi contoh jika maka yang anda pastinya tau dan pernah mengalami itu semua. Tetapi itu berpusat pada diri satu orang. Lalu bagaimana kalau ada orang lain di situ?


Capek merah? Biru deh :)


Jika ayahnya konglomerat maka ia akan jadi konglomerat.
Jika ayahnya konglomerat maka ia akan jadi melarat.
Jika ayahnya konglomerat maka ia akan jadi ulama.
Jika ayahnya konglomerat maka ia akan jadi pasien RSJ.
Jika ayahnya gay maka ia akan jadi gay.
Jika ayahnya gigolo maka ia akan jadi gigolo.
Jika ayahnya gay maka ia tidak akan jadi gay.
Jika ayahnya gigolo maka ia tidak akan jadi gigolo.
Jika ibunya pelacur maka ia akan jadi pelacur.
Jika ibunya pelacur maka ia akan jadi guru.
Jika ibunya pelacur maka ia akan jadi presiden.
Jika ibunya pelacur maka ia akan jadi mucikari.
Jika neneknya mantan tentara ia akan jadi jenderal.
Jika kakeknya mantan pilot ia akan jadi pelaut.
dan masih buaaaaaaaaaaaanyak lagi.


Capek kalau dijelasin semuanya. Intinya adalah jangan menilai sesuatu dengan jika-maka, untuk satu hal saja bukan cuma ada satu kemungkinan, banyaaaaaaak sekali kemungkinan yang bisa terjadi. Tidak ada hal di dunia ini yang bisa ditentukan oleh hal lain, kita bukan materi, kita ini ciptaan, kita ini makhluk yang fleksibel. Kreatif sedikit lah untuk berpikir dengan berbagai kemungkinan, dengan berpikir luas kita bisa melihat segala sesuatu secara lebih gamblang dan untuk memutuskan sesuatu dengan lebih nyaman, karena kita bisa memberikan banyak pilihan untuk diri kita sendiri, bukan memaksakan jika-maka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar